Rabu, 26 Januari 2011

Wanita Tangguh Penarik Perahu


Marnis, seorang wanita tua yang tinggal di salah satu kecamatan di Padang adalah seseorang yang terus berusaha menafkahi keluarga kecilnya dengan menarik perahu. Semenjak suaminya sudah tidak bekerja, Marnis menggantikan posisi suaminya untuk menjadi tulang punggung keluarga. Ia setiap hari bekerja dengan menarik perahu untuk membantu warga menyeberangi sungai. Marnis hanya menarik bayaran 500 rupiah dari setiap warganya untuk sekali menyeberangi sungai. Nilai yang sangat kecil sekali bagi masyarakat yang tinggal di wilayah ibu kota. Dari pekerjaannya itu Marnis mendapatkan penghasilan sebesar 20000-30000 ribu setiap harinya, namun apabila musim hujan dan air sungai sedang meluap Marnis tidak bisa melanjutkan pekerjaannya. Marnis dikenal sebagai wanita pekerja keras di kalangan warga sekitar tempat tinggalnya. Pekerjaan apapaun sekalipun itu pekerjaan laki-laki ia kerjakan demi mencari rejeki bagi ia dan keluarganya. Ia selalu mengerjakan pekerjaannya dengan tersenyum sekalipun ia tidak bisa menarik perahu dan ia tidak pernah mengeluhkan betapa sulit hidup yang ia hadapi. Bagi Marnis, membantu sesama jauh lebih berharga dibandingkan dengan kepingan 500 rupiah yang ia dapat setiap harinya. Mungkin karena hal itu ia tidak berniat untuk menaikkan tarif dari pekerjaannya sebagai penarik perahu. Terkadang pada saat ia sedang menunggu pelanggannya untuk menyeberangi sungai, Marnis menyempatkan diri untuk memasak makanan walaupun ala kadarnya untuk keluarga kecilnya.
Jika kita renungkan baik-baik betapa beruntungnya kita yang masih memiliki rumah, kontrakan, atau kosan yang sangat nyaman untuk ditinggali dibandingkan dengan Marnis yang hanya tinggal di sebuah bilik bambu yang beralaskan kardus, bocor dimana-mana jika hujan bahkan roboh jika badai, beruntungnya kita yang masih memiliki pekerjaan enak dengan penghasilan tetap atau aliran kiriman uang dari orang tua yang tidak ada berhentinya setiap bulan dibandingkan dengan Marnis yang pekerjaannya sangat bergantung pada kebaikan alam, betapa beruntungnya kita yang masih bisa makan tiga kali sehari dengan enak tanpa memikirkan esok hari kita makan atau tidak dibandingkan dengan Marnis yang belum jelas besok bisa makan atau tidak, betapa beruntungnya kita yang masih bisa jalan-jalan ke dufan, ke taman mini, ke taman safari, nonton di bioskop, ataupun jalan-jalan ke mall dinbandingkan dengan Marnis yang mustahil memikirkan jalan-jalan, untuk makan saja susah atau bahkan ia melihat keseluruhan Kota Padang tempat ia tinggal saja tidak mampu, betapa beruntungnya kita diciptkan oleh Tuhan dengan kondisi yang berkecukupan dibanding Marni. Terkadang kita lupa dengan apa yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Sering sekali kita mengeluhkan hal-hal yang seharusnya kita syukuri seperti, kehujanan, kepanasan, kepedesan, kemanisan, atau keasinan pas lagi makan, mati lampu pas lagi belajar, kena macet pas lagi jalan-jalan dan lain sebagainya. Tapi kalo kita masih bisa bersyukur dengan kondisi di atas, kita bisa memikirkan bahwa betapa baik Tuhan kepada kita karena masih diberikan hujan yang meskipun kita kena ngga enaknya tapi menguntungkan bagi petani padi sehingga padinya dapat tumbuh subur dan bisa dipanen yang ujung-ujungnya buat makan kita juga, betapa beruntungnya kita karena masih dikasih indera perasa yang masih jelas bisa ngerasain makanan meskipun kepedesan, keasinan, kemanisan yang kalo dipikir-pikir kalo kita lagi sariawan makan apa juga ga bakalan enak, betapa beruntungnya kita masih dikasih mati lampu yang tandanya Tuhan sayang sama kita dan Dia melakukan itu supaya kita istirahat sejenak dari kegiatan belajar kita yang kalo mungkin kita masih maksain belajar yang ada kita masuk angin belajar ampe kemaleman, dan betapa beruntungnya kita karena masih bisa merasakan kena macet sebelum jalan-jalan yang kalo dipikir-pikir mungkin banyak pelajaran hidup berharga yang kita dapet pas kita lagi kena macet, misalnya kita ngeliat pengemis, pengamen, tukang semir dengan kerasnya hidup yang mereka jalani dibanding kita yang lagi-lagi bisa membuat kita bisa lebih bersyukur.
Hidup itu perjuangan teman, Tuhan ngga mungkin sengaja memberikan kesulitan hidup pada kita, dibalik semua kesulitan itu pasti ada rencana indah yang sudah ia persiapkan bagi kita. Tidak mungkin Tuhan tidak menghargai kerja keras kita. Jika ia tidak membalasnya di dunia, mungkin Ia akan membalasnya di akhirat kelak dengan kebaikan yang berlipat-lipat lebih besar dari apa yang sudah kita lakukan. Ingat kebaikan atau kejahatan sebesar zarrah pun pasti Ia balas. Walaupun kita merasa Tuhan lama sekali membalas apa yang kita sudah lakukan, tapi pasti Dia akan membalas dengan cara yang sudah Dia persiapkan dan waktu yang sudah ditentukan.
Semoga kita  termasuk golongan orang-orang yang selalu bersyukur dan selalu mendapat yang terbaik dari Tuhan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar